Perubahan
istilah tersebut memberi dampak terhadap spektrum PMS yang semakin luas
karena selain penyakit-penyakit yang termasuk dalam kelompok Penyakit
Kelamin (VD) yaitu sífilis, gonore, ulkus mole,
limfogranuloma venerum dan granuloma inguinale juga termasuk uretritis
non gonore (UNG), kondilotama akuminata, herpes giniitalis, kandisosis,
trikomoniasis, bacterial vaginosis, hepatitis, moluskum kontagiosum,
skabies, pedikulosis, dan lain-lain.
Peningkatan
incidens PMS dan penyebaran di seluruh dunia, tidak dapat diperkirakan
secara tepat. Di beberapa negara disebutkan bahwa pelaksanaannya program
penyuluhan yang intensif akan menurunkan insidens PMS atau paling tidak
insidensnya relatif tetap. Namun demikian, disebagian besar negara
insidens PMS relatif masih tinggi dan setiap tahun beberapa juta kasus
baru besrta komplikasi medisnya anatara lain kemandulan, kecacatan,
gangguan kehamilan, gangguan pertumbuhan, kanker, bahkan juga kematian
memerlukan penanggulangan sehingga hal i9ni akan meningkatkan biaya
kesehatan. Selain itu pola infeksi juga mengalami perubahan, misalnya
infeksi Klamidia, Herpes genital, dan kondilomata akuminata dibeberapa
negara cenderung meningkat dibanding uretritis gonore dan sífilis.
Beberapa penyakit infeksi sudah resisten terhadap antibiotik, misalnya
munculnya galur multiresisten Neisseria gonorrhoeae, Hemophylus ducreyi dan Tricomonas vaginalis
yang resisten terhadap metronidazole.Perubahan pola infeksin maupun
resistensi tidak terlepas dari factor-faktor yang mempengaruhinya.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
Perubahan
pola distribuís maupun pola prilaku penyakit tersebut diatas tidak
terlepas dari factor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu :
1. Faktor Dasar
- Adanya penularan penyakit
- Berganti-ganti pasangan seksual
2. Factor Medis
- Gejala klinis pada wanita dan homosexual yang asimtomatis
- Pengobatan modern
- Pengobatan yang mudah, murah, cepat dan efektif, sehingga resiko resistensi tinggi, dan bila disalahgunakan akan meningkatkan resiko penyebaran infeksi.
- Kontrasepsi modern
3. IUD
dan Pil KB hanya bermanfaat bagi pencegahan kehamilannya saja, berbeda
dengan kondom yang juga dapat digunakan sebagai alat pencegah terhadap
penularan infeksi PMS
4. Faktor Social
- Mobilitas penduduk
- Prostitusi
- Waktu yang santai
- Kebebasan individu
- Ketidaktahuan
Selain
faktor-faktor tersebut diatas masih ada faktor lain yang mempengaruhi
perbedaan prevalensi antara negara maju dan berkembang :
1. Diagnosis yang kurang tepat karena keterbatasan saran penunjang
2. Komplikasi lebih banyak ditemukan di negara berkembang, karena keterlambatan diagnosis dan pengobatan.
Yang
tidak kalah penting adalah perubahan dinamis yang terjadi dimasyarakat,
baik perubahan demografi maupun sosio budaya, akan mempengaruhi
penyebaran PMS, termasuk AIDS. Di negara Industri, insidens PMS klasik
seperti gonore dan sifilis menurun dengan cepat terutama pada masyarakat
kelas menengah dan atas, sedangkan pada masyarakat bawah insidens
penyakit tersebut tetap stabil bahkan cenderung meningkat, demikian pula
umumnya di negara berkembang.
Peningkatan
insidens PMS tidak terlepas kaitannya dengan prilaku resiko tinggi.
Penelitian menunjukkan bahwa penderita sifilis melakukan hubungan seks
rata-rata sebanyak 5 pasangan seksual yang tidak diketahui asal-usulnya,
sedangkan penderita gonore melakukan hubungan seks dengan rata-rata 4
pasangan seksual. Demikian juga halnya antara PMS dan pecandu narkotika,
terlihat bahwa 28% penderita sifilis, dan 73 % penderita gonore
melakukan hubungan promiskuiti karena ketagihan narkotika. Riwayat
promiskuiti atau berganti-ganti pasangan seksual juga ditunjukkan
penderita sero positif sifilis yang mempunyai pasangan seksual lebih
dari 2 orang, sedangkan yang sero negatif hanya 1 orang atau tidak
pernah hubungan seksual.
KELOMPOK PRILAKU RESIKO TINGGI
Dalam
PMS yang dimaksud dengan prilaku resiko tinggi ialah prilaku yang
menyebabkan seseorang mempunyai resiko besar terserang penyakit.
Yang tergolong kelompok resiko tinggi adalah :
- Usia
a. 20-34 tahun pada laki-laki
b. 16-24 tahun pada wanita
c. 20-24 tahun pada kedua jenis kelamin
- Pelancong
- Pekerja seksual komersil atau wanita tuna susila
- Pecandu narkotik
- Homoseksual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar